Digoyang Isu Dalam dan Luar Negeri IHSG Bisa Balik ke 6600

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini gagal memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa pada 6.693,466 (20/22018) dan malah melemah 0,79% ke 6.591,346. Pekan ini, level 6.600 berpeluang dilewati kembali dipicu sentimen berikut ini.

Sentimen positif pertama bakal berasal dari dalam negeri, yakni rilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) sektor manufaktur Indonesia per Oktober, versi Markit, yang bakal memotret optimisme atau pesimisme pelaku industri nasional.

Menurut proyeksi Tradingeconomics, angka PMI tersebut bakal berada di level 53 alias membaik dari sebelumnya 52,2. Angka PMI menggunakan 50 sebagai titik tengah. Di bawah itu, aktivitas manufaktur dianggap terkontraksi, dan jika di atas level itu maka dianggap berekspansi.


Namun, sentimen kedua berpeluang menjegal reli indeks saham nasional yakni data inflasi yang juga akan dirilis pada Senin, oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,09% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan 1,63%. Adapun inflasi inti yang mengecualikan harga barang yang pergerakannya volatil dan mencerminkan daya beli masyarakat diprediksi sebesar 1,36% yoy.

Jika realisasinya memang sejalan dengan proyeksi ekonom dan analis nasional tersebut, maka terbukti ada percepatan laju inflasi. Pasalnya, pada September 2021 terjadi deflasi 0,04% mtm sedangkan inflasi tahunan di angka 1,6% dan inflasi inti 1,3% yoy.

Laju inflasi yang tinggi sementara penyerapan tenaga kerja belum optimal bisa berujung pada stagflasi, yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi belum berjalan dan malah tertimpa persoalan dari sisi suplai barang/jasa.

Sentimen ketiga akan muncul dari luar negeri dengan rilis neraca perdagangan dan PMI manufaktur Korea Selatan (Korsel) per Oktober. China juga merilis PMI Manufaktur, versi Caixin, yang diprediksi berujung pada angka 50, flat tak berubah dari sebulan sebelumnya.

Selanjutnya, Amerika Serikat (AS) bakal merilis indeks PMI sektor manufaktur mereka per Oktober, versi Markit dan ISM. Tradingeconomics memperkirakan sektor manufaktur AS versi Markit masih ekspansif, meski melambat, di angka 59,2. Namun, PMI versi ISM justru diprediksi mengindikasikan perlambatan dari 61,1 menjadi 60,3.

Pada Selasa, Korsel juga akan merilis angka inflasi Oktober, sementara zona euro giliran merilis indeks PMI sektor manufaktur mereka, yang diprediksi masih ekspansif meski sedikit melambat dari 58,6 menjadi 58,5.

Pada Rabu, giliran China merilis indeks PMI sektor jasa, yang menurut Tradingeconomics masih ekspansif meski melambat, dari 53,4 menjadi 53. AS menyusul dengan rilis data sama versi Markit yang diprediksi berujung pada ekspansi lanjutan, dari angka 54,9 menjadi 58,2.

0 Response to "Digoyang Isu Dalam dan Luar Negeri IHSG Bisa Balik ke 6600"

Post a Comment